Pena Popy: NATO’s Lethal War Machines in Ukraine

FPCI Chapter Unsoed
6 min readMay 19, 2023

--

Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 merupakan serangan militer terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Performa pasukan Ukraina dalam membendung serangan Rusia telah mengejutkan dunia internasional karena pada awalnya banyak pihak memprediksi bahwa dengan kekuatan yang tidak seimbang, Kiev bisa jatuh di bawah kendali Rusia dalam waktu beberapa hari saja.

Beberapa tahun sebelum Rusia melancarkan invasinya, Ukraina sebenarnya telah mempersiapkan inventori persenjataannya dengan mengakuisisi beberapa senjata mematikan buatan negara-negara NATO, seperti peluru kendali anti-tank dan drone tempur. Selama pertempuran berlangsung, senjata-senjata tersebut terbukti secara efektif mampu mendukung pasukan Ukraina untuk bertahan dan memberikan perlawanan yang sengit terhadap Pasukan Rusia yang terus berupaya masuk ke dalam wilayah-wilayah di Ukraina.

Ukraina saat ini telah menjadi medan yang sesungguhnya untuk menguji performa senjata buatan negara-negara NATO. Dari beberapa senjata yang digunakan oleh Ukraina, FGM-148 Javelin, Bayraktar TB2, dan M142 HIMARS telah mendapat perhatian dari para pengamat militer dunia karena kapabilitas dan efektivitasnya di medan pertempuran.

FGM-148 Javelin

Pada fase awal invasi, Rusia membombardir dan menghujani Ukraina dengan ratusan rudal jelajah yang juga diiringi dengan mobilisasi pasukan darat besar-besaran berupa konvoi tank, artileri, dan kendaraan taktis yang terus memasuki area perkotaan di Ukraina. Menghadapi serangan tersebut, Javelin telah jauh-jauh hari dipersiapkan pasukan Ukraina dan memainkan peran vital dalam melumpuhkan sebagian gerak laju Pasukan Darat Rusia.

FGM-148 Javelin merupakan Anti-Tank Ground Missile atau Peluru Kendali Anti-Tank yang dapat menembakkan roket ke sasaran berkat sensor termal yang dimuatnya. Senjata pabrikan Raytheon Technologies dan Lockheed Martin asal Amerika Serikat tersebut dinilai efektif dan efisien, karena pengoperasiannya yang hanya memerlukan satu orang dan bentuknya yang kecil membuat senjata ini sangat praktis untuk dibawa dan digunakan di area yang sempit sekalipun.

Fitur ‘fire and forget’ adalah ciri khas senjata ini yang memungkinkan operatornya untuk langsung berlari dan berlindung sesaat setelah ia menembakkan roket ke arah sasaran. Javelin juga memiliki jangkauan hingga 4 kilometer sehingga memberikan keuntungan bagi pasukan infanteri untuk menghindari serangan kendaraan lapis baja yang dapat bergerak dengan cepat.

Senjata tersebut sangat mematikan dan mampu memberikan kerusakan signifikan pada targetnya, seperti tank dan kendaraan lapis baja. Hal ini dapat dilihat pada foto dan video yang beredar di internet, di mana Javelin menghancurkan banyak tank milik Rusia dengan turretnya yang meledak dan terlempar ke udara. Javelin juga dibekali dengan kemampuan untuk menembak jatuh target udara seperti helikopter ataupun pesawat tempur yang terbang rendah.

Sejak kesuksesannya dalam membantu Pasukan Ukraina, Javelin sontak menjadi terkenal di sosial media. Saking terkenalnya, senjata tersebut sampai dijadikan meme dan nama ‘Saint Javelin’ dimanfaatkan sebagai sarana fund-raising yang donasinya akan dipergunakan untuk kebutuhan Ukraina. Javelin juga dikenal sebagai ‘morale-booster’ dan simbol perlawanan Ukraina terhadap Rusia yang saat ini berupaya merenggut kemerdekaan dan kedaulatannya.

Bayraktar TB2

Di langit ataupun udara, Ukraina memiliki Bayraktar TB2 sebagai senjata andalan yang digunakan dalam misi pengintaian dan serangan terhadap pergerakan kendaraan tempur Rusia.

Bayraktar TB2 merupakan Unmanned Combat Aerial Vehicle atau Drone Intai Serang pabrikan Baykar asal Turkiye. Dalam hal spesifikasi, drone tersebut memiliki dimensi dengan panjang 6,5 meter, rentang sayap 12 meter, dan berat lepas landas maksimum 700 kilogram. TB2 juga dipersenjatai dengan 4 rudal udara-ke-darat atau bom pintar untuk menyerang berbagai jenis target darat. Dengan spesifikasi tersebut, TB2 mampu terbang dengan kecepatan 220 km/jam, di ketinggian hingga 18.000 kaki, dan berdaya jelajah maksimum sejauh 4.000 kilometer.

TB2 diibaratkan seperti seekor elang tempur yang siap menerkam mangsanya di darat yang lengah dan kurang pengawasan. Sebelum bertempur di Ukraina, TB2 sebenarnya telah terkenal dan disorot banyak pengamat militer sejak performanya yang mengagumkan di Nagorno-Karabakh. Pada awal invasi, drone tersebut menjadi bintang perang karena berhasil memporak-porandakan konvoi-konvoi pasukan Rusia yang bergerak tanpa kawalan pertahanan udara.

Serangan-serangan TB2 ini jika dibandingkan dengan pertempuran darat jumlahnya memang kecil, tetapi penting bagi Ukraina karena menunjukkan bahwa Rusia tidak memiliki superioritas udara, di mana Angkatan Udara Ukraina masih bisa terbang berlalu lalang untuk melakukan pengintaian dan serangan. Drone ini dapat dikendalikan secara manual ataupun menggunakan mode penerbangan otonom yang dipantau dari stasiun pengendali di darat.

Salah satu aspek berharga dari TB2 adalah kemampuan pencitraan termalnya yang dapat digunakan dalam misi pengintaian. Selain itu, senjata ini dapat digunakan sebagai sistem yang terintegrasi. Data dan informasi yang diperoleh selama misi pengintaian dapat diteruskan kepada pasukan artileri di darat untuk membantu menargetkan sasaran. Terlebih, harga dari drone ini juga hanya sekitar 5 juta dolar, yang tentunya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan drone pabrikan negara NATO lainnya, seperti MQ-9 Reaper dari Amerika Serikat.

M142 HIMARS

Berbeda dengan Javelin dan TB2, HIMARS baru diturunkan ke medan pertempuran pada Juni 2022 setelah Departemen Pertahanan Amerika Serikat memutuskan untuk memberikan bantuan persenjataan kepada Ukraina. M142 HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) merupakan Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi yang berkemampuan untuk meluncurkan beberapa roket berpemandu terhadap berbagai sasaran milik lawan secara presisi.

HIMARS Ukraina dibekali senjata utama berupa enam peluncur roket 227 milimeter GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System) dengan pemandu GPS dan jarak jangkauan lebih dari 80 kilometer. Peluncur tersebut ditopang oleh sebuah truk sebagai platformnya, yang mampu bermobilitas tinggi di berbagai jenis medan dengan kecepatan maksimum 85 km/jam.

HIMARS menjadi senjata yang mematikan dan mengerikan bagi Pasukan Darat Rusia karena mampu menyasar target secara akurat, bahkan target kecil seperti tank, senjata pertahanan udara, dan berbagai jenis kendaraan taktis. Di Ukraina, senjata pabrikan Lockheed Martin tersebut mampu menghancurkan ratusan target dan fasilitas militer penting milik Rusia, seperti gudang penyimpanan amunisi dan logistik, depot bahan bakar, pos komando, pos kontrol, barak, jembatan, hingga parit yang digunakan oleh Pasukan Rusia di garis belakang pertahanan.

Performa HIMARS diklaim lebih unggul dibandingkan dengan senjata-senjata seperti BM-21 grad, BM-27 Uragan, dan BM-30 Smerch dengan akurasi roket yang jauh lebih rendah dan hantaman yang lebih menyebar. Tidak hanya spesifikasi, di medan pertempuran efektivitas HIMARS diakui oleh jurnalis militer Rusia, yaitu Roman Saponkov yang menyaksikan langsung serangan HIMARS di Kherson, di mana ia mengatakan bahwa dari 5–6 roket yang diluncurkan, semuanya menghantam di tempat yang hampir sama (wartranslated.com, 2022).

Saponkov juga membandingkan dengan serangan BM-27 Uragan miliki Ukraina yang ia katakan jatuh 500 meter dari posisinya dengan hantaman yang lebih luas dan bahkan ada roket yang gagal meledak. Dengan hasil tersebut, Ukraina terpaksa harus mengulang dan menambah serangan artilerinya dengan howitzer yang juga terkadang meleset (wartranslated.com, 2022).

Hadirnya HIMARS mampu memberikan kemajuan signifikan bagi Pasukan Ukraina di medan pertempuran. Selain itu, keberadaan senjata ini juga menimbulkan kepanikan di pihak militer Rusia dan bahkan HIMARS digadang-gadang kedepannya dapat menjadi ‘game-changer’ dalam perang ini, meskipun pernyataan tersebut perlu dibuktikan dengan analisis mendalam.

Disclaimer: Pandangan dan opini yang tertuang dalam artikel Pena Popy sepenuhnya milik penulis serta tidak merefleksikan sikap maupun pandangan FPCI Chapter Universitas Jenderal Soedirman sebagai institusi.

Author: Rizky Yunas Saputra (yunas.saputra@mhs.unsoed.ac.id)
Designer: Alsya Syawalina Chairunissa

Referensi:

Doyle, G., Granados, S., Ovaska, M & Dutta, P. (2022, March 10). Weapons of the war in Ukraine. Reuters. https://www.reuters.com/graphics/UKRAINE-CRISIS/WEAPONS/lbvgnzdnlpq/

Doyle, G., Rao, A & Kawoosa, V. (2023, March 10). How weapons from Western allies are sthrengthening Ukraine’s defence. Reuters. https://www.reuters.com/graphics/UKRAINE-CRISIS/ARMS/lgvdkoygnpo/

Falk, T. (2022, March 11). What do we know about Ukraine’s use of Turkish Bayraktar drones. Aljazeera. https://www.aljazeera.com/news/2022/3/11/turkey-drones-use-ukraine

Lendon, B. (2023, Februari 25). Three weapons that changed the course of Ukraine’s war with Russia. CNN. https://edition.cnn.com/2023/02/25/europe/ukraine-war-three-key-weapons-intl-hnk/index.html

Lopezz, T. (2022, June 01). Advanced Rocket Launcher System Heads to Ukraine. DOD News. https://www.defense.gov/News/News-Stories/Article/Article/3050010/advanced-rocket-launcher-system-heads-to-ukraine/

Lopezz, T. (2022, July 15). U.S.-Provided HIMARS Effective in Ukraine. DOD News. https://www.defense.gov/News/News-Stories/Article/Article/3095394/us-provided-himars-effective-in-ukraine/

Parker, C., Horton, A & Neff, W. (2022, March 12). What to know about the role Javelin antitank missiles could play in Ukraine’s fight against Russia. The Washington Post. https://www.washingtonpost.com/world/2022/03/12/javelins-ukraine-russia/

Russian bloggers on HIMARS missile strikes. (2022, July 10). War Translated. https://wartranslated.com/russian-bloggers-on-himars-missile-strikes/?fbclid=IwAR2oenn5VLlH-hZNO7jooCJVgMCizUSFK3BIcvu2gDmYwYKs1ph-HHnJx8k

Ukraine: What are Himars missiles and are they changing the war. (2022, August 30). BBC. https://www.bbc.com/news/world-62512681

Walsh, D. (2022, March 01). Ukraine war: St Javelin and the missile that has become a symbol of Ukrainian resistance. Euro News. https://www.euronews.com/next/2022/02/27/ukraine-war-st-javelin-and-the-missile-that-has-become-a-symbol-of-ukraine-s-resistance

--

--

FPCI Chapter Unsoed
FPCI Chapter Unsoed

Written by FPCI Chapter Unsoed

Organisasi independen yang berfokus pada isu internasional, kebijakan luar negeri dan membawa pemikiran akar rumput ke panggung dunia.

No responses yet